Senin

Resensi Buku (Dieng Plateau)


Dieng Plateau

Judul               : Dieng Plateau
Penulis             : Drs. Widi Purwanto
Jenis                : Nonfikasi
Cetakan           : V + 66 Halaman

Dieng Planteau,tempat Wisata yang memukau ini dapat terselesaikan hanya berkat kakrunia-Nya, Bantuan berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Sodikin, Kasubsi Usaha Jasa dan Usaha Sarana Wisata Dirparbud Wonosobo; Bapak Hendro Cahyono, Staf Dishuppar Banjar Negara; Karyawan perpustakaan daerah Wonosobo yang telah memberikan bahan berharga. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Mas Fuad Arifin telah menemani penulis memotret objek Wisata.

Asal –Usul Kata Dieng
Menurut orang tua, Dieng berasal dari kata Di-hyang, bahasa kawi, nama sebuah bukit. Ada yang menyebutkan Dieng dari kata Di dan Hiang. Di berarti Gunung, yang merupakan bahawa jawa, dan hiang mempunyai arti kahyangan. Konon, kahyangan adalahtempat para dewa sehingga Dieng dianggap sebagai tempat para dewa. Karena Dieng yang tinggi, Ada juga Dieng berasal kata adi berarti elok atau indah, aeng berarti aneh. Dieng itu indah mengagumkan, candi – candinya sangat mempesona.

Peninggalan Dinasti Sanjaya
Candi Dieng peninggalan Dinasti Sanjaya. Dinasti Sanjaya merupakan Kerajaan Mataram Kuno. Pada pertengahan abad ke-7 sampai ke-9. Jawa Tengah bagian utara berdiri Kerajaan Haling dan Kaling yang lebih dikenal dengan Kerajaan Kalingga.Kerajaan Kalingga dipimpin Ratu Shima Bergama Buddha Hinayana. Sementara itu di jawa tengah bagian selatan tumbuh kerajaan Mataram dengan Ibu Kota di Poh pitu. Menganut Agama Hindu Syiwa yang di pimpin Sauna dan Sauwaha.

Kelompok Candi
Candi komplek Dieng terdiri atas kelompok tengah merupakan kawasan Candi Arjuna dikenal sebagai Candi Pandawa Lima, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Sembrada, dan Candi Puntadewa. Semua candi kecuali Candi Semar. Kelompok Timur adalah Candi Mageswari yangsudah hancur karena factor alam dan usia candi tersebut. Candi kelompok utara adalah Candi Dwarati. Kelompok barat adalah Candi Gatot Kaca, Setyaki, Nakula, Sadewa, Petruk, Nala, Gareng, dan Candi Antareja. Yang dapat kita saksikan tinggal Candi Gatot Kaca. Kelompok Selatan adalah Candi Bima yang merupakan Candi terbesar dihiasi dengan arca-arca menghadap ke timur.

Penemuan Candi Dieng
Candi Dieng pertama kali di temukan oleh seorang ahli purbakala dari Belanda, H.C. Cornelius, pada tahun 1814. Tahun 1856, J. Van Kins Bergen itu, peneliti di pimpin H.L. Leyclie Melcille, tahun 1911- 1916 menyelidiki Candi Dieng. Peniliti lain Ven Erph, juga arkeolog dari belanda, ikut penyelamatan Candi Dieng. Pakar peneliti di antaranya Dr. J.I.A. Brandes. Dr.N.J. Krom.

Mengapa Candi dibuat di dataran tinggi?
Candi dibuat di dataran tinggi karena menurut agama Hindu, tempat yang tinggi dan gunung itu adalah tempat bersemayamnya para dewa, sehingga di anggap sebagai tempat suci.

Fungsi Candi Dieng?
Ada dua fungsi Candi Dieng, Pertama tempat upacara keagamaan atau ceremonial site. Candi merupakan tempat Upacara kegamaan adalah kelompok candi Pandawa, Candi Gatot Kaca, Candi Bima, candi Dwarati. Kedua, Pemukiman (Profan) settlement site disebut Dharmacala.
Objek Wisata Alam dan Legendanya.

Kawah Si Kidang
Kawah ini berupa lubang yang ebrisi air panas bercampur lumpur yang berwarna kuning keruh. Dari kawah ini dapat keluar gas dan cairan berupa belerang panas.

Telaga Warna dan Telaga Pengilon
Telaga Warna mengeluarkan aneka warna, Warna-warni air telaga itu sangat indah. Warna yang keluar dari telaga itu adalah : Merah, Jingga, Hijau, Biru, dan Ungu ditelaga itu. Karena memantulkan beraneka warna, orang menyebut telaga ini sebagai “ Telawa Warna”. Telaga yang ada disamping telaga warna itu namanya Telaga pengilon yang berarti Cermin.


Gua Sumur dan Gua Semar
Sumur hanya memiliki satu pintu yang selalu di tutup. Airnya sangat dingin dan jernih, air Gua Semar ini terjadi akibat dari komposisi bebatuan besar, kecil sehingga pada bagian bawah nya semacam rongga menyerupai Gua.
Telaga mardada
Telaga Mardada terletak 4 km dari Dieng. Telaganya sekitar 25 Hektar. Cupu Manik Astagina, Keistimewaanya, Jika dibuka tutup bagian bawahnya akan terlihat semua isi dunia, terutama di inginkan pemiliknya. Bagian tutupnya bila dibuka akan terlihat segala isi Sorgaloka, Batara Surya. Tempat jatuhnya.
Mardida berubah menjadi telaga Mardida, kemudian diberi nama Telaga Dringo.

Kawah Sileri
Kawan Sileri sebuah Cekungan meletus terisi bahan letusan Gunung Pager Kandang meletus pada tahun 1944. Pecahan batu sangat lembut berubah menjadi asap tipis, munculah seorang putrid cantik jelita dengan berhiaskan emas, berlian, mutu  manikam. Putri pola, Putri yang sangat tergila – gila segala perhiasan.

Kawah Candramuka
Terjadinya kawah candradimuka adalah akibat gunung pager kadang yang meletus sehingga menyebabkan tanah merengkah di berbagai tempat.

Peninggalan Kiai Kolodete
Rambut gembel tidak bias di sisir yang pertama mereka percaya adanya larangan itu. Kedua, sebenarnya kalau di sisir, rambut akan terasa sulit. Gejala-gejala jika anak akan tumbuh rambut gembel, kepala pusing, mencret, badan gatal, suhu tubuh meningkat sehingga menyebabkan anak rewel.

Pelaksanaan Upacara
Acara pencukuran rambut gembel di awali dengan kata sambutan atas nama tuan rumah tujuan undangan permohonan ma’af dilanjutkan membaca AlFatikhah terus surat Al Ikhlas.
Pengguntingan dilakukan secara hati-hati sedikit demi sedikit sampai habis fungsinya mencuci tangan para tamu setelah pencukuran rambut gembel selesai.


Nama              : Lisa Yuliana
Kelas               : IX C
No. Absen       : 18

0 komentar:

Posting Komentar